"Otakku tidak akan cukup untuk menampung semuanya."

Kamis, 05 Mei 2011

#Chapter 1

 Yogyakarta, 20 Januari 2009

 Angin kering nan panas menerbangkan debu di sekelilingku. Mataku kelilipan. Rambutku porak poranda.
Siang ini matahari terik sekali. Kulitku perih terbakar, tenggorokanku kering. Aku haus.
Sedari tadi aku menunggu, lima-sepuluh menit-lima belas menit, aih lama sekaliiiiiii aku tak sabar.
Sepuluh menit kemudian, setelah total dua puluh lima menit aku menunggu, sebuah motor melintas lambat di depanku *ciittt>efek suara motor ngerem:D*. Motor mas pram-ku.
"Gadiss, maaf ya mas telat. . ." ujar mas Pram sambil nyengir-cengiran khasnya yang super ganteng.
Uh, aku cuman bisa manyun dan lekas nangkring di jok belakang motornya.
"Mas, beli minum dulu yuk, gadis hauus. ." pintaku.
Mas Pram tak menjawab, hanya mengangguk. Motor kami pun melaju, lambat-lambat, mirip kuda nil keberatan pantat. Kata Mas Pram dulu, biar ga terlalu cepat sampai di rumah, biar makin lama waktu berduaannya. Aku menjadi makin tak sabar, kugetok kepala Mas Pram kuat-kuat. Duk-duk!.
"Maaaasss buruaaaaannnn panaaaaaasss niihhh!!!"
***

Mas Pram adalah kekasihku, jantung hatiku, dan membuat para pria lain seperti kentang di mataku. Mas Pram sudah bekerja di salah satu BUMN di Jakarta. Dia adalah tipikal pria dewasa, mapan, dan idaman para wanita. Setiap akhir pekan Mas Pram selalu menyempatkan diri untuk pulang ke Yogya, katanya ia tidak sanggup terlalu lama jauh dariku.Uhuk.
Sedangkan aku? aku hanyalah seorang guru biasa. Guru TK tepatnya. Setelah tamat sarjana jurusan psikologi, aku lebih memilih berkecimpung dalam dunia ini, dunia anak-anak. Aku sangat suka anak-anak, rasanya aku tidak pernah lelah menghadapi segala kenakalan mereka. Nanti, jika aku sudah menikah aku berencana membuat anak yang banyak sekali supaya ketika aku tua nanti aku tidak merasa kesepian. Aku juga ingin memiliki TK-ku sendiri. Memang gaji yang aku dapat tidak seberapa, padahal mungkin aku bisa mendapatkan lebih dari ini. Aku lulus dengan nilai cumlaude dan banyak sekali perusahaan yang membutuhkan lulusan psikologi. Tapi aku lebih suka menjadi Guru TK. Lucu ya?
 ***

Hubungan kami berdua sudah sangat serius.
Aku masih ingat jelas bagaimana Mas Pram melamarku.
Waktu itu, aku tengah berada di dalam kelas TK-A dan aku sedang sibuk menceboki muridku, Cicil. Cicil ngompol di dalam kelas.
"Huweeeeeeeeeee, hiks hiks." Cicil nangis jerit-jerit. Heran deh kenapa anak kecil habis ngompol pasti nangis.
"Cicil sayaaangg cup cup..psstt ini ibu kasih celana baru ada gambar bebeknya tuuu cicil ceneng nggak?"
Cicil kecil manggut-manggut.
"Ya udaa cicil jangan nangis lagi ya, tadi pas kebelet kenapa nggak bilang dulu sama ibuu?"
Srottt..Srottt. Si cicil cuma sibuk nyedotin ingus yang keluar bersama airmatanya sambil kucek-kucek hidung.
. . .
tiba-tiba,
"BU GUYUUUU BU GUYUUUUUU. ." sebuah teriakan cempreng plus cedal memanggilku.
"Iya sayaang?" Aku menoleh. Ternyata Ilham, anak didikku yang bermata sipit yang memanggilku. Ilham ini adalah muridku yang paling keras suaranya dan paling pintar, hobinya adalah membanting barang-barang di sekelilingnya.
. . .
"hiiiii cicil, mayuuuuuuu" ujar ilham sambil menutupi wajahnya tapi bukan matanya.
"Eh ilham keluar dulu ya sayang, sebentar ya" buru-buru ilham kubimbing keluar kamar mandi sementara di belakangku cicil kembali menangis.
"Aduhh, cup cup, cicil kan udah pake celana ya, gapapa yaa. ayuk keluar sama ibu yuk" aku menggandeng tangan cicil, lembut.
Belum sempat aku membawa cicil kembali ke tempat duduknya, Ilham menarik-narik bagian bawah bajuku dari belakang. "BU GUYUUU, ITU ADA OM-NYA, OM-NYA NYALIIN BU GUYUU." 
Om?
Spontan aku menoleh ke arah pintu.
Mas Pram.
Mas Pram dengan banyak sekali balon di belakangnya.
"BU GUYUU HOYEEE ILHAM MAU BALONN!!" Suara ilham membuat muridku yang lain berteriak "AKU JUGAA!!AKU JUGAA!!"
Aku bergegas ke arah pintu dengan kening berkerut. "Ada apa ini mas?"
Mas Pram senyum-senyum penuh rahasia. Sementara balon-balon di tangannya mulai diperebutkan anak-anak.
"Siapa yang mauu baloonnn?" kata Mas Pram.
Semua anak di kelas itu tunjuk jari, sementara para orang tua murid mulai mengintip dari jendela.
Sekarang kelas penuh dengan balon, murid-muridku sibuk melempar-menendang-menduduki-merampas balon temannya, sedangkan mas Pram mengambil tanganku lembut.
"Gadis, aku punya dua kabar yang harus kamu tahu, kabar baik dan kabar buruk. Mas minta maaf, Mas terpaksa harus nyampaiin ini di sini, di depan anak-anak."
Deg. Ini hari senin. Dan Aku tahu pasti Mas Pram tidak akan mungkin datang kecuali hari sabtu dan minggu. Kabar ini pastilah sangat penting, aku takut sekali.
"Iya mas. . . ."
"Kabar buruknya, Mas harus pergi ke Amerika lima bulan lagi. Mas dapet beasiswa dari perusahaan. . ."
Mas pram akan pergi? meninggalkanku?
. . .
"berapa lama mas?" tanyaku.
"belum tahu dis. . ." Mas Pram mempererat genggamannya.
. . .
"tapi mas ga akan pergi sendirian dis. . mas pengen gadis nemenin mas. . " lanjut mas Pram sambil tersenyum.
. . .
"maksud mas?"
"KITA MENIKAH sebelum bulan Juni ya sayang. ."
Ilham, yang sedari tadi menguping dari balik pintu langsung berteriak.
"CUIIITT CUITT!!!" ilham meringis. 
Mukaku merona merah. Menahan malu. Menahan haru. Aku bahagia. . . .

bersambung. . .

Selasa, 03 Mei 2011

Cerbung: Te Amo #2

Gadisku,
Bagiku pacar pertama dan cinta pertama tidaklah sama.
Hari-hari gelapku bersama tuminem akhirnya berhenti ketika aku lulus kelas tiga.
pada tuminem aku bilang ingin fokus dengan pendidikan, itulah bahasa halus pria.
kata orang putus cinta itu menyakitkan, tetapi aku tidak frustasi sama sekali, yang aku pikirkan hanyalah diriku saja. Aku tidak peduli lagi pada tuminem, ingat wajahnya pun tidak. Terakhir aku pernah bertemu dia di pasar, dengan dua anak dan seorang kakek tua, aku sempat tidak mengenalinya lalu segera tersadar setelah mendengar suara cemprengnya, "Hai bas, kenalkan ini suamiku. . ."
***

Baskoro,
kamu bukan orang yang sama yang kutemui lima belas tahun yang lalu.
waktu itu tinggimu hanya sejajar dengan kupingku, tidak lebih.
aku tidak banyak mengenalmu, walaupun kelasku dan kelasmu hanya dipisahkan oleh ruang guru.
Yang aku tahu, kamu pendek dan brutal. hanya itu.
Aku tidak pernah berharap untuk bertemu denganmu, desember kemarin.
bertemu denganmu Bas, rasanya sangat tidak nyaman.
Bukan karena badanmu sekarang jauh lebih tinggi dariku dan tegap.
Aku hanya merasa tidak seharusnya kita bertemu, senja itu. . .
 ***

Gadisku,
aku percaya tidak ada kebetulan di dunia ini, yang ada hanyalah takdir. Tuhan telah merencanakan pertemuan kita. Entah kenapa otakku tidak lagi rakus akan paras ayu para wanita. Manusia berubah seiring bertambah usia. Aku membutuhkan seorang pendamping yang kelak menjadi ibu bagi anak-anakku, yang bisa kuandalkan ketika aku harus pergi bertugas. Kau tahu, tugasku tidak mudah, bagiku keluarga bukanlah sebuah pilihan karena kewajibanku adalah melayani negara. Kau tahu, aku membutuhkan lebih dari sebuah cinta dan kesetiaan, aku tidak lagi mengejar gengsi ataupun kehormatan karena aku telah memiliki semuanya, aku hanya ingin seseorang menjaganya untukku.
Aku tidak bisa menjelaskan dengan logika yang selama ini kubanggakan, bagaimana bisa aku jatuh cinta padamu  
secepat pandangan mata? Jadi katakan padaku, bagaimana bisa kamu membuatku resah sejauh ini?
 ***

Baskoro,
entah setan apa yang merasukimu, sehingga kamu nekat bernyanyi untukku lewat telepon.
Sinyal putus-putus, suaramu soak, jujur telingaku sakit.
Aku pikir kamu berubah menjadi lebih dewasa, tapi tetap saja kamu se-sinting dulu.
Aku tidak pernah berpura-pura tidak suka telepon darimu Bas. . .
Aku juga suka semua surat-suratmu.
Bahkan aku selalu menunggunya.
Aku suka mendengar ceritamu, aku suka gayamu mendongengkannya padaku.
Bahkan surat tentang mantan-mantanmu pun, aku suka.
aku tidak berhak cemburu Bas, tidak sekalipun.
tapi tahu tidak, jauh di dalam hatiku aku merasa ngilu sekali. Kenapa aku harus bertemu denganmu?

bersambung. . .

Cerbung: Te Amo #1

Gadisku,
sudah lama aku mengenalmu,
aku tidak tahu sejak kapan tepatnya aku menyukaimu,
yang jelas bukan waktu jaman SMP dulu, ketika kamu masih gendut, hitam, berjerawat.
juga bukan waktu SMA, waktu itu aku masih jadian sama Tuminem.
Tuminem si bintang sekolahan, anaknya pak Bupati.
Kenapa aku jadian sama tuminem itu karena dia cantik, dan sebuah gengsi besar kalau bisa mendapatkannya, belum lagi aku hemat bensin karena tiap pagi dijemput mobil mewahnya. Aku cuman butuh waktu seminggu untuk berpura-pura bersikap perhatian, menghujaninya dengan gombalan plus modal sedikitlah untuk kado-kado. Sejujurnya, aku tidak pernah benar-benar memilih sendiri kado-kadonya, Lastri sahabatku yang membelikannya. Entah kenapa tuminem langsung lumer, menerimaku.

Awalnya, aku masih mau pergi jalan dengan Tuminem, tapi lama-lama aku jengah. Kamu tahu kenapa?

Setiap aku datang tepat waktu menjemputnya, aku harus menunggu 30 menit lagi untuk dia berdandan. Setebal apa sih riasannya? Belum lagi aku harus menjawab pertanyaan-pertanyaan, "yang aku cantik gak pake baju ini?", alamaakk, biasanya aku bohong aku iyakan saja padahal menurutku kadang pakaiannya terlalu heboh dan mencolok. Pernah suatu hari aku jujur bilang "ganti bajunya dong" eh tuminem ngambek, alhasil kita malah nggak jadi pergi. Lain waktu aku sengaja datang terlambat, aku malas menunggunya terlalu lama, emang aku supirnya? Giliran telat, tuminem marah-marah kaya babi kesurupan. Maunya apa sih?

Tuminem selalu mengajakku pergi belanja. Ya, belanja. Aku benci harus menunggu wanita belanja berjam-jam. Aku heran kenapa dia menjadi sangat girang melihat papan merah bertuliskan "diskon", aku heran mengapa dia habiskan uangnya untuk baju yang sobek dimana-mana, aku heran mengapa dia menjadikan belanja sebagai hobi seminggu sekali. Setiap kali aku lapar, aku ingin makan di tempat tertentu, tuminem selalu protes, "nanti aku gendut yang.", "aku gak bisa makan itu, banyak kalorinya.", astaganaga, makan rumput aja kalo gitu neng. Kenapa wanita selalu mengeluhkan berat badan kepada pacar? kenapa mereka selalu diet, diet dan diet walaupun badannya udah setipis papan. harusnya mereka konsultasi ke ahli gizi jiwa. Kalau aku ajak tuminem makan di emperan, "yaang, jangan disini ya, panas, nanti aku item.", Sumpah, nemenin tuminem jalan-jalan kayanya bisa meningkatkan tekanan darah.

Setiap kali kami jalan lalu berpapasan dengan wanita cantik, lenganku jadi biru dicubit oleh tuminem. Dia bilang mataku jelalatan. Kambiing, memangnya salah kalau aku melihat yang segar-segar, toh aku belum tentu suka, toh aku hanya melihat atau tidak sengaja terlirik. Aku jengkel setengah mati, kayanya Tuminem minta ditendang ke alam akhirat.

Satu bulan berjalan, aku sudah tak tahan.
Kebebasanku terenggut, aku pun mulai bosan. Malam mingguan aku lebih memilih bersama teman-teman daripada ngapelin Tuminem. Handphone aku matikan karena kalo enggak tiap semenit sekali handphone bunyi: "yang lagi dimana?" semenit kemudian "yang kok nggak dibales sih?". Edan, semenit belum sempet pencet tombol reply itu mah.

Di sekolah tuminem terus ngejar kaya anak ayam. Katanya, "yang kamu jahat banget deh gak inget yah ini hari apa?". Aku tanpa ambil pusing bilang kalau ini hari senin. Tuminem mewek sambil pukul-pukul dada terus lari masuk kelas. Apa sih, sinetron abis. Aku tidak pernah bisa mengerti apa maunya Tuminem. Dia bicara panjang lebar, menyindir secara halus, bicara dengan analogi dan perumpamaan, menyindir secara frontal, bahkan memberi tekanan pada kata-kata tertentu sampai mulutnya berbusa. Serius, aku nggak ngerti. Apa ini hari ulang tahun bapaknya, terus aku disuruh ngucapin selamet? Apa hari ini seribu harian neneknya atau apa?

"Ini kan hari sebulan jadian kita. . ." kata tuminem lirih.
Uh ? hari sebulan jadian? . . . . Ampe aku cerna berkali-kali kata-kata itu "Sebulan jadian" aku masih nggak ngerti juga SO WHAAAAAATT KALO HARI INI SEBULAN JADIAN?!kapan aku jadian sama tuminem aja aku udah lupa, dan kenapa hari ini begitu penting?

Senin, 02 Mei 2011

Isi Hati Wanita

Sejujurnya, kesempurnaan macam apakah yang kau inginkan dari kami, wahai para pria?
aku menutupi kecantikan dengan jilbab, aku berharap kecantikanku hanya untuk suamiku seorang
aku menjaga auratku, kesopananku, untuk membuat kehormatan kalian terjaga
lalu kamu berkata jilbab ini membuatku terlihat lebih tua dan tidak modis, kamu bahkan berpaling kepada wanita wanita hasil permak salon dengan rambut panjang bergelombang berwarna pirang. Kamu lebih suka dengan wanita yang berpakaian mini yang menunjukkan bentuk lekuk tubuhnya.


aku memberimu keturunan yang lucu-lucu dan sehat, walaupun untuk itu aku harus menjadi amat sangat gendut dan berkantung mata tebal karena mengganti popok anakmu tiap malam.
lalu kamu bilang, aku gendut, aku tidak menggairahkan dan tidak menarik lagi.


aku melayani semua kebutuhanmu dari menyiapkan makanan sampai menyucikan pakaianmu.
kamu tanpa berterimakasih hanya mengatakan kalau bau badanku mirip bau bawang.


aku menjadi seorang wanita karir yang cerdas untuk memegang amanah orangtuaku dan membanggakan suamiku. Kamu bilang aku berubah, aku menjadi semena-mena, aku tidak bisa diatur lagi hanya karena jabatanku berpenghasilan lebih tinggin, padahal aku tak pernah sekalipun membantah kepadamu.


aku sibuk mendidik dan mengurus anak-anak kita sampai mereka dewasa, aku mengantar jemput, membuat bekal, mengerjakan PR, sampai menemani mereka bermain, lalu aku tidak bisa menemanimu bertugas sebentar saja, kamu melampiaskan dengan yang lain.


aku mengatur keuanganmu, sampai kita bisa punya rumah dan mobil, aku berhemat, aku tidak pergi ke salon, aku beli baju diskonan, aku menabung untuk pendidikan masa depan anak-anak kita, lalu kamu bilang aku perhitungan dan pelit.


aku menjadi tua, berkeriput, sementara mungkin kamu menjadi lebih matang dan mapan, lalu kamu mulai tidak mengajakku ke pesta karena kamu mungkin malu. Padahal kita berdua akan menjadi tua bersama, dan sama jeleknya.


banyak sekali yang harus aku pikirkan, kehidupan rumah tangga, mendidik anak, sampai kadang aku jatuh sakit tapi aku tidak pernah mengeluh dan ingin berhenti dari jabatanku sebagai istri maupun ibu, sementara kamu hanya pikirkan pekerjaan saja selalu mengeluh aku kurang ini, kurang itu.
Jadi tolong katakan sebenarnya apa kekuranganku?


aku memberikan segala yang terbaik, cinta, kasih sayang, pengabdian, dan pengorbanan, ketulusan dan kesetiaaan yang pernah dimiliki oleh seorang wanita. Aku menghormatimu, menyanjungmu, walaupun kamu sering menyakiti dan membuatku menangis. Aku selalu memaafkan, tidakkah kamu melihat betapa aku mengumpulkan sisa-sisa ketegaranku agar selalu bertahan di sampingmu. . .Tidakkah kamu merasakannya sedikit pun?

Minggu, 01 Mei 2011

Single ladies, be happy!

Hai cantik,
saya tahu hari-harimu sepertinya terasa suram karena kamu adalah seorang lajang.
saya tahu kamu resah, saya tahu kamu sungguh mengharapkan kapan hari bahagia itu akan datang.
saya tahu kamu khawatir sehingga setiap hari kamu berpikir "apa saja sebenarnya kekuranganmu?" apa kamu kurang cantik, kurang manis, kurang kurus, kurang putih, kurang gaul.
saya dengar kamu sibuk mengeluh betapa duniamu terasa hampa dan menyedihkan.
Tapi cobalah kamu bercermin, cantik. . .
Betapa sempurnanya kamu dengan keunikan masing-masing,
seandainya saja kamu sedikit lebih mensyukuri hidup dan menikmatinya,
bahwa menjadi lajang itu kebebasan yang luar biasa,
apapun yang kamu lakukan adalah menjadi dirimu sendiri,
kamu bebas mengatur waktumu tanpa harus kamu habiskan dengan menunggu,
kamu bebas pergi kemanapun dengan siapapun,
kamu tidak perlu bertengkar ketika si pacar telat menjemputmu,
kamu tidak perlu cemburu, yang rasanya nyeri sekali di bagian dada,
kamu bebas melakukan apapun yang kamu suka tanpa ada omelan sinis menantimu,
jangan terburu-buru cantik, 
para pria adalah jagoan bersilat lidah, 
mereka merayu di depan dan mulai terlihat kurapnya di belakang
siapa sangka si romantis berubah menjadi si egois
siapa sangka si bijak menjadi sangat temperamental,
mereka itu sungguh menyusahkan.
. . .
jangan lihat apa kekuranganmu, cantik.
pancarkan auramu mulai dari sekarang, gali kelebihanmu.
Bukan saatnya wanita menunggu, tapi biarkan para pria mengejarmu
Jaga dirimu, cantik
ketika kamu lajang karena mempertahankan prinsip,
tidak ada seorang pun yang tidak bersyukur ketika kelak mendapatkanmu
cantik,
lebih baik menunggu seseorang yang tepat beberapa waktu lamanya,
daripada ketidaksabaran membuatmu luka berkali-kali,
berbahagialah cantik, karena kamu adalah seorang lajang.

untuk setiap wanita yang terlalu cinta kepada pasangannya sampai buta dan untuk setiap wanita yang belum bertemu dengan jodohnya.

Ketika Galau Menyapa

"Ketika kamu menjalin cinta dengan seorang prajurit negara, maka kamu harus punya tiga modal utama, yaitu sabar, sabar, dan sabar."

Sabar yang pertama adalah untuk segala waktu dan peluang yang harus dilewatkan tanpa dia ada di sisi kamu. Nggak ada kue ulang tahun, antar jemput kuliah, acara nonton bareng, dan apel di malam minggu.

Sabar yang kedua adalah untuk menahan segala keluhan yang kamu rasakan ketika dia sedang menjalankan tugas. Kamu selalu menjadi yang kedua, bahkan ketika kamu sedang sakit pun tidak mampu menjadi penghalang bagi tugasnya,

Sabar yang ketiga adalah kesabaran untuk menunggu dan mempertahankan cintamu. Well, menunggu itu tidak mudah belum lagi rasa capek harus merasakan kangen yang berulang ulang.

Sayangnya, saya merasa belum punya semua itu, hahahaha.
lalu bagaimana saya nekat menjalani semua ini?

Ketika saya merasa kesepian, maka saya akan merasa *uhuk kangen, ketika rasa kangen saya tidak tersampaikan maka saya akan 3M (manyun, mewek, marah). "Abang, kenapa begini-kenapa begitu,harusnya kan gini-harusnya kan gitu!!" saya protes sambil 3M tadi.
. . .
Abang yang saya tahu pasti jauuuuuuh lebih capek dari saya bukannya di baik-baikin malah saya semprot habis-habisan. Herannya, abang cuma diem, sabar. Gak pernah sekalipun abang membalas kata-kata saya dengan nada tinggi. Biasanya abang malah ngajak saya bercanda supaya saya gak marah-marah lagi. Disaat seperti ini, saya tahu inilah alasan kenapa saya masih bertahan untuk menunggu dia walaupun saya tidak mempunyai modal kesabaran yang luar biasa. . .

"setiap pasangan diciptakan berbeda untuk saling melengkapi, untuk saling menutupi kelemahan dan menguatkan satu sama lain, FWA. "

Deteksi Kanker dengan Rajin Meraba Payudara

Wahai ceman-ceman cekalian, maaf judulnya agak tidak senonoh,
khususnya buat temen temen cewek, adik-adik, kakak-kakak, dan tante-tante sekalian, jangan lupa melakukan ritual ini ya supaya kita bisa menghindari yang namanya kanker payudara. Ritual ini namanya SADARI "Periksa Payudara Sendiri".

#Oh jadi kalo rajin periksa payudara bisa menghindari kena kanker payudara?
hmm, kalo udah kena ya tetep kena (lho?) cuman kalo sering "meraba" sendiri jadinya kan ketauan lebih cepet dan penanganannya makin cepet jadi bisa cepet sembuh.

#Gimana cara periksanya?
Oke, yang pertama kita butuh TANGAN untuk meraba.

Kedua, kita harus telanjang dada.

Ketiga, kita NGACA di cermin. berdiri dengan posisi siap PERHATIKAN baik-baik, payudara kanan-kiri sama nggak ukurannya, warnanya, teksturnya, ada yang aneh nggak dari biasanya. CEK apa ada benjolan atau justru kulitnya cekung ke dalam. Lihat juga putingnya, bengkak nggak, atau malah cekung ke dalam. Yang normal puting menonjol ya.

Keempat, kita ngaca, berdiri sambil kedua tangan di angkat ke atas. CEK ada perubahan nggak pada payudara.

Kelima, kita RABA dan PENCET puting. Dari situ ada cairan yang keluar nggak. normalnya kagak ada ye.

Keenam, kita BOBO di kasur (di lantai juga boleh), kita raba payudara sambil DITEKAN dan dipijat memutar dari payudara paling tepi sampai ke puting. Sakit nggak, atau ada tonjolan yang terasa atau tidak. Kebanyakan tumor/kanker pada payudara awalnya membentuk penonjolan yang nggak keliatan dari luar, tapi terasa pas diraba ini.

Ketujuh, ulangi step keenam kalo pas lagi MANDI.

Simple kaaannn?
#Gimana cara supaya gak kena kanker payudara?
Dari kecil, kita harus mulai hidup sehat, hindari makan makanan yang banyak penyedapnya, yang karsinogenik, olahraga yang teratur, karena kanker datang tak dijemput pulang tak diantar. hiii

Wahai ceman-ceman, jaga kesehatan ya. Kesehatan itu mahal lhoo. Makanya rajin meraba (payudara masing-masing) yaa. Kalo ada yang mau ditanyain silakan dikomen saja, tapi ditarik biaya konsultasi yak hahahaha.